Minggu, 15 November 2015

Thaharah Perspektif Ahli Tarekat

Ahli tarekat selalu berdoa saat membasuh anggota badan tersebut agar diselamatkan dari api neraka dan memberikan tanda cahaya terang pada hari kebangkitan di akhirat kelak.

Dalam perspektif ahli tarekat, taharah bukan hanya membersihkan aspek lahiriah, tetapi juga aspek batiniah. Ahlihakikat menjelaskan bahwa mandi, wudhu, dan tayamum sekaligus membersihkan segenap unsur nonlahiriah di dalam diri manusia.

Air atau debu tidak saja membersihkan kotoran fisik, tetapi secara simbolik membersihkan jiwa, pikiran, dan segenap dosa yang melekat di dalam diri manusia.

Di sinilah fungsi niat taharah, mengangkat hadas kecil dan besar serta dosa dan kekhilafan, baik yang dilakukan anggota badan manusia maupun yang terselip di dalam pikiran dan jiwa.

Anggota badan yang harus dibasuh ketika mandi junub meliputi sekujur badan, termasuk diniatkan untuk mencuci pancaindra batin. Anggota badan yang yang harus dibersihkan ketika berwudhu didiktekan langsung Allah SWT, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (QS al-Maidah [5]:6).

Bandingkan dengan shalat yang merupakan rukun Islam kedua, teknis pelaksanaannya hanya dijelaskan Nabi Muhammad SAW, "Shalatlah seperti kalian melihatku shalat." (HR Bukhari).

-----

Dalam pandangan ahli tarekat, anggota badan yang harus dibasuh ketika kita berwudhu ternyata anggota badan yang memang paling sering atau riskan melakukan dosa.

Dibayangkan mengapa harus pertama kali mencuci muka karena di daerah itu berkumpul inti pancaindra yang paling rawan melakukan berdosa. Lihat saja mulut, berapa banyak orang bisa menjadi korban setiap hari karenanya?

Entah karena memaki, memfitnah, memarahi, membohongi, menghujat, mengadu domba, meludahi, menertawakan secara sinis, atau makan dan minum dari barang yang syubhat, bahkan mungkin yang haram.

Perbuatan zinanya mata ialah melihat yang haram untuk dilihat, sebagaimana sabda Nabi. Kita tidak tahu berapa banyak kita gunakan mata ini untuk melihat atau mengintip objek yang sesungguhnya terlarang. Telinga kita lebih sering digunakan mendengarkan tausiah, tartil Alquran, atau dentuman musik yang mengajak kita melupakan Tuhan?

Lihat pula mengapa harus menyucikan kedua tangan. Kita tidak tahu apa dan siapa saja yang pernah dipegang, diremas, ditinju, dituding, atau dipukul tangan kita. Berapa berkas fiktif atau palsu yang pernah ditandatangani tangan kita.

Apa saja yang pernah dirusak dan dikacaukan tangan ini. Demikian pula kaki, ke mana saja kaki kita gentayangan setiap hari? Lebih banyak mana kaki digunakan untuk melangkah ke masjid atau tempat-tempat maksiat atau mal?

Yang paling tahu tentang apa saja yang pernah dilakukan oleh anggota badan ialah kita sendiri dan penciptanya, Allah SWT. Wajar kalau anggota badan tersebut yang diperintahkan Tuhan untuk disucikan.

Ahli tarekat selalu berdoa saat membasuh anggota badan tersebut agar diselamatkan dari api neraka dan memberikan tanda cahaya terang pada hari kebangkitan di akhirat kelak.

Rasulullah SAW pernah bersabda, seluruh organ tubuh yang selalu dibasuh air wudhu akan menampilkan cahaya terang, sehingga menjadi suluh yang menerangi jalan menuju Padang Makhsyar.

Orang yang tidak pernah disentuh dengan air wudhu akan meraba-raba dalam kegelapan. Malaikat pun akan dipermudah untuk mengidentifikasi siapa di antara hamba Tuhan yang taat dengan munculnya cahaya terang pada anggota badan yang pernah dibasuh air wudhu.

(S)

Posting Terkait

0 komentar:

Posting Komentar